5 Destinasi Pasar Tradisional Surabaya Tertua Yang Masih Eksis Hingga Saat Ini

,

Berita Wisata Indonesia – Jika liburan ke kota Surabaya, apa sih yang ada di benakmu sejauh ini ? deretan gedung tinggi dan pusat perbelanjaan yang tersebar di seluruh penjuru ? atau sejumlah gudang maupun perusahaan industri terkenal.

Walaupun Swalayan dan Mal sudah menjamur di kota Surabaya, pasar tradisional masih tetap diminati oleh banyak orang, kamu dapat membeli barang dan bahan makanan dengan harga terjangkau. Akan tetapi tahukah kamu jika pasar-pasar tradisional di Surabaya juga memiliki nilai historis tersendiri, berikut ini 5 Destinasi Pasar Tradisional Surabaya Tertua Yang Masih Eksis Hingga Saat Ini.

idntimes.com

1. Pasar Genteng

Pasar Genteng sudah berdiri sejak tahun 1872 dan telah ditetapkan sebagai pasar tertua di Surabaya. Walaupun sebelumnya Pasar Pabean sudah ada sejak tahun 1849.

Pasar ini berlokasi di jalan Genteng Besar, Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng. Sebelum menjadi seperti saat ini, Pasar Genteng berupa pasar krempyeng.

Pasar yang beroperasi cukup singkat dibandingkan dengan pasar pada umumnya, yakni pukul 06.00 sampai 09.00 WIB. Setelah mengalami peluasan dan perkembangan zaman, pasar ini mulai beroperasi hingga malam hari.

Pasar Genteng menjadi pusatnya oleh-oleh dan elektronik, kamu bisa menemukan sejumlah toko yang menjual oleh-oleh khas Surabaya dan penjaja kuliner. Sedangkan kios khusus toko elektronik bisa kamu temui di lantai dua dan juga tiga.

(instagram.com/localguidessurabaya)

2. Pasar Blauran

Pasar Blauran cocok buat kamu yang sedang ingin Wisata Kuliner Surabaya dengan jajanan harga terjangkau. Pasar yang terkenal dengan jajanan pasarnya cukup beragam, tapi kamu juga bisa menemui penjual pakaian, sepatu, hingga emas. Pasar tradisional ini terletak di Jalan Kranggan, Bubutan, Kecamatan Sawahan.

Pasar Blauran sudah berdiri sejak 1934 dan menjadi salah satu pasar besar di Surabaya, bangunannya masih berarsitektur Belanda, dengan membelah Kampung Bawekti dan Blauran.

Konon pasar ini mengalami kebakaran hebat beberapa kali, pasca kemerdekaan Indonesia. Dan kebakaran besar tersebut terjadi pada tahun 1966 membuat pasar ini harus di renovasi total, namanya menjadi Pasar Blauran Baru.

(instagram.com/ghalihdp080591)

3. Pasar Keputran

Pasar Keputran lebih dikenal dengan pusat jual beli sayur mayur. Terdapat Pasar Keputran Selatan atau Pasar Keputran Lama, menawarkan beragam kebutuhan pokok.

Sedangkan untuk Pasar Keputran Utara atau Pasar Keputran Baru dahulunya merupakan sebuah pasar umum dan pasar rombeng yang menjual pakaian serta kebutuhan dapur.

Pasar Keputraan Utara sudah berdiri sejak tahun 1955, sedangkan tahun 1960 para distributor sayur-mayur dari luar Surabaya sudah mulai berdatangan, hingga penjual meluber ke jalan raya di sekitarnya, bahkan kamu bisa menemui betapa ramainya pasar tersebut sampai saat ini.

(instagram.com/evahardjosoekarto)

4. Pasar Bunga Kayoon

Pasar Bunga Kayoon merupakan pasar yang berlokasi di Jalan Kayoon, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng dan menjadi pasar bunga terbesar di Surabaya.

Untuk kamu yang belum mengetahui, Kawasan Jalan Kayoon dulunya merupakan taman yang sangat indah dan tertata rapi di tepi Kalimas, disekitarnya terdapat perumahan elit dan menghadap ke arah sungai, di masa kolonial Belanda.

Saat ini pasar yang sudah berdiri sejak tahun 1957 itu dilirik sebagai salah satu Destinasi Wisata Surabaya, walaupun keberadaannya sudah lama, tapi baru ramai dikunjungi dan menjadi tujuan wisata sekitar tahun 1980-an.

(instagram.com/ahmadrezatriya)

5. Pasar Pabean

Pasar Pabean menjadi salah satu Pasar Tradisional Legendaris Surabaya, Konon sudah berdiri sejak tahun 1849 yang menempati bangunan kuno di Jalan Songoyudan, berbatasan dengan Jalan K.H Mas Mansyur yang lebih dikenal sebagai kawasan Arab.

Lokasinya cukup dekat dengan Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kalimas di Kawasan Tanjung Perak, menjadi tempat bersandarnya kapal dan komoditas yang akan dikirim ke Belanda.

Tidak heran jika pasar ini terkenal sebagai pasar ikan dan rempah-rempah, bahkan menjadi ikon pasar ikan terbesar di Jawa Timur, uniknya lagi dinamakan dengan nama Pabean, karena disinilah biaya pajak impor atau kepabeanan dipungut.

Nama tersebut masih digunakan sampai saat ini, demikian juga dengan fungsinya, di tengah menjamurnya pusat perbelanjaan modern, Pasar Tradisional Surabaya ini masih eksis.