4 Destinasi Wisata Religi Jawa Barat Yang Cocok Untuk Wisata Ramadan 2022

,

Berita Wisata Indonesia – Di Bulan Suci Ramadan 1443H kali ini sepertinya sedikit berbeda dengan tahun lalu, dikarenakan sudah tidak seketat disaat pandemi COVID-19 tahun kemarin, banyak para wisatawan yang lebih mudah untuk berpergian, setidaknya para wisatawan sudah menerima vaksin ke-2 ataupun ke-3 atau booster.

Di Bulan yang penuh berkah ini, wisatawan juga bisa memanfaatkan waktu liburannya dengan mengunjungi beberapa Wisata Religi Jawa Barat, selain mengisi waktu luang, wisatawan juga dapat mempelajari syiar Islam di Tanah Priangan, berikut ini 4 Destinasi Wisata Religi Jawa Barat yang cocok untuk Wisata Ramadan 2022.

idntimes.com

1. Masjid Agung Al-Imam Majalengka

Masjid Agung Al-Imam Majalengka yang berlokasi di sebelah barat Alun-alun Majalengka, merupakan masjid terbesar di Kota Kuda ini, memiliki desain yang keren dan estetik, ada empat menara yang menjulang di setiap sisinya, tampak dari luar, masjid ini dilengkapi dengan ornamen yang detail dan juga indah.

Masjid Al Imam ini merupakan wakaf atau peninggalan dari Kiai Imam Syafari, kakek dari pahlawan nasional KH Abdul Halim, pada awalnya masjid ini dibangun secara sederhana dengan bentuk panggung yang dibawahnya terdapat kolam kecil.

muslim.okezone.com

2. Masjid Kubah Mas Depok

Masjid Kubah Mas Depok memiliki luas 8.000 meter persegi menjadi ikon religi Kota Depok, awalnya masjid ini bernama Masjid Dian Al Mahri, seperti yang dilansir dari laman disbudpar.jabarprov.go.id, penyebutan Kubah Emas diambil dari bentuk atap masjid yang memang dilapisi emas murni.

Masjid Kubah Mas Depok ini bisa menampung kurang lebih 20.000 jemaah dan disebut sebagai masjid termegah di Asia Tenggara. Para wisatawan yang datang biasanya tidak hanya menjalani ibadah akan tetapi mengabadikan foto-foto dihalaman Masjid Kubah Emas, bagi kamu yang beribadah di masjid ini langsung ke Jl.Rraya Meruyun, Kec Limo, Kota Depok.

tripadvisor.co.id

3. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan salah satu masjid yang kental dengan nuansa sejarah, Masjid yang berlokasi di sebelah barat, Alun-Alun Snagkalabuwana, Kota Cirebon ini menjadi salah satu saksi bisu perjuangan Wali Songo dalam menyiarkan Islam di Tanah Jawa.

Seperti yang di lansir oleh disbudpar.jabarprov.go.id, Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1498 M oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati pada tahun 1480.

Tiang-tiang penyangga dari masih ini terbuat dari kayu, bangunannya dibagi menjadi dua, ruang utama, dan serambi, untuk masuk ke dalam ruangan utama, jemaah atau pengunjung harus menundukan kepala, sebaba pintu masuk ke ruang utama dibuat dengan ukuran kecil.

Masjid ini memiliki keunikan tersendiri seperti Pitu atau Azan yang dikumandangkan oleh tujuh muazin, saat ini hanya di waktu salat Jumat tradisi azan pitu dilakukan.

Azan Pitu menjadikan simbol perlawanan terhadap sosok Menjaga Wulu yang dengki dengan penyebaran Islam itu, dan hingga saat ini dipertahankan dan menjadi identitas Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

idntimes.com

4. Masjid Raya Bandung

Masjid Raya Bandung sampai saat ini disebut sebagai masjid yang ikonik untuk ibu kota Jabar, masjid ini memiliki menara kembar setinggi 81 meter yang menjulang menjadi pemandangan mempesona.

Dalam perjalanan sejarahnya Masjid Raya Bandung sudah dibangun sejak tahun 1810, tempat ibadah ini sebelumnya bernama Masjid Agung, dibangun bersamaan dengan dipindahkannya pusat Kota Bandung dari Krapyak.

Masjid yang memiliki luas 8.573 meter persegi ini telah mengalami belasan kali renovasi, saat konfrensi Asia Afrika 1995, Masjid Raya Bandung mengalami perombakan secara besar-besaran, atas rancangan Presiden RI Pertama, Soekarno kubah dari sebelumnya berbentuk, “Nyungcung” menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang.

Setelah itu kubah ikonik ini beberapa kali dirombak dikarenakan tiupan angin kencang, kemudian Ridwan Kamil yang pada saat itu menjabat sebagai Wali Kota Bandung memiliki andil dalam mengubah wajah Masjid Raya Bandung, dan salah satunya dengan menjadikan lahan alun-alun sebagai lapangan rumput sintetis.