5 Wisata Kota Teraneh Di Dunia, Salah Satunya Dari Tetangga Indonesia

, , , ,

Berita Wisata Dunia – Gedung-gedung yagn tinggi, suara mobil dan motor yang berisik, tidak sekali atau dua kali mereka membunyikan klakson, penduduk yang padat juga menjadi hal yang identik dengan kota besar, Normalnya keadaan kota besar memang seperti itu adanya, semakin besar kota, semakin pada daerah tersebut.

Akan tetapi kamu tidak akan menemukan pemandangan serupa jika berkunjung ke kota-kota yang akan kita bahas di kali ini, tidak hanya menemukan gedung pencakar langit atau kendaraan, pola hidup penduduknya juga sangat berbeda, karena saking berbeda dan nyentrik, maka kota-kota ini mendapatkan predikat sebagai Kota Teraneh Di Dunia, berikut ini daftar 5 Wisata Kota Teraneh Di Dunia, dan salah satunya dari tetangga Indonesia.

(instagram.com/talkdeathdaily)

1. Colma, California

Kota Colma yang berlokasi di Californa, Amerika Serikat ini kamu akan menemukan bahwa populasi orang meninggal lebih banyak dari yang hidup, kota Colma yang berpenduduk sekitar 1.500 jiwa, namun ada 1,5 juta orang yang dimakamkan di sini, jika kita ingat jumlah kuburannya lebih banyak jauh dari orang yang hidup, karena itu tidak heran jika kalau kota ini mendapatkan julukan sebagai ‘Kota Mati’.

(commons.m.wikimedia.org/ZLAIJI ABDELLATIF

2. Chefchaouen, Maroko

Chefchaouen yang berada di Maroko ini terkenal dengan julukan kota Biru, nama yang diambil karena seluruh bangunan di kota ini dicat dengan warna biru, Kota Chefchaouen telah didirikan sejak tahun 1471, oleh seorang muslim bernama Moulay Ali Ben Moussa Ben Rachen El Alami.

Pada awalnya hanya berupa beberapa benteng untuk melindungi diri dari serangan penjajah Portugis, lama-lama orang yang bertempat tinggal disini semakin banyak dan pada akhirnya menjadi kota, walaupun didirikan oleh seorang Muslim, pewarnaan kota justru dilakukan oleh warga Yahudi yang tinggal disana.

Dalam kepercayan Yahudi warna biru mellambangkan langit dan sering dikait-kaitkan dengan surga atau tuhan, dan pada akhirnya bangunan yang awalnya berwarna putih dicat menjadi biru dan bertahan sampai saat ini.

(instagram.com/ineseppi)

3. Longyearbyen, Norwegia

Longyearbyen yang berlokasi di Norwegia ini merupakan kota paling Utara sekaligus menjadi salah satu kota yang memiliki suhu paling dingin di dunia, berlokasi tidak jauh dengan Kutub Utara membautnya tidak mendapatkan sinar matahari maksimal, berbeda dengan daerah lainnya yang mendapatkan matahari secara normal. Matahari disini hanya muncul selama delapan bulan, terbenam terakhir kali pada tanggal 25 Oktober dan baru akan terbit lagi disekitar bulan Maret di tahun berikutnya.

Dan yang menariknya dari kota ini tidak hanya soal matahari saja, disini juga ada aturan yang diterapkan oleh pemerintah setempat, salah satunya ada yang paling aneh, adalah penduduk ataupun pendatang tidak boleh meninggal dan dikuburkan di kota ini, kalaupun ada yang meninggal maka pemerintah kota akan membawa jasad orang tersebut untuk dimakamkan diluar kota ini.

Kenapa seperti itu, dikarenakan suhu kota yang sangat dinginmembuat jasad orang yang dikubur di Longyearbyen menjadi sulit untuk membusuk, lama kelamaan hal itu akan mengundang datangnya binatang liar, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pemerintah melarang orang untuk mengembuskan napas terakhir mereka di Longyearbyen.

(instagram.com/cooberpedysa)

4. Cooberpedy, Australia

Cooberpedy mendapatkan julukan “The Opal Capital of The World“, kota yang berlokasi di Asutralia ini, merupakan sebuah kota pertambangan batu opal dengan penduduk sebanyak 3.500 jiwa, uniknya setengah dari mereka bertempat tinggal di bawah tanah, selain dikenal sebagaio pertambangan opal terbesar kota ini juga terkenal dengan pemukiman bawah tanahnya.

Ada alasanya tertentun kenapa pemukiman bawah tanah dipilih bukan karena lahan yang terbatas, melainkan karena suhu di Cooberpedy, Australia sangatlah tinggi, tidak tanggung-tanggung suhu disini dapat naik sampai 43 derajat Celcius.

Pada awalnya penduduk pindah ke bawah tanah hanya untuk menempati lahan bekas pertambangan, akan tetapi lama-kelamaan mereka mulai memperluas area dan menambahkan gereja, restoran, bar bahkan hotel yang semuanya dibangun di dalam bawah tanah.

(instagram.com/remobuehrer)

5. Büsingen am Hochrhein, Swiss dan Jerman

Biasanya kota yang seharusnya dimiliki hanya satu negara saja, akan tetapi berbeda dengan Büsingen am Hochrhein yang masuk kedalam dua negara, lebih tepatnya berlokasi bertepatan perbatasan antara Swiss dan Jerman, dan uniknya walaupun secara administratif, kota ini masuk wilayah Jerman, namun penduduknya bekerja di Swiss dan menggunakan mata uang Franc milik Swiss sebagai alat pembayaran.

Tidak hanya itu penduduknya juga memegang dua nomor dan dua kode pos yakni Jerman dan Swiss, menariknya lagi polisi Swiss dapat dengan santainya memasuki kota ini untuk menangkap penjahat dan mengadilini sesuai dengan hukum di negara Swiss.