Destinasi Wisata Indonesia Kini Perketat Protokol 3M

,

Berita Wisata Indonesia – Kini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menggalakan kembali gerakan 3M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) untuk para traveller dan juga pelaku ekonomi, dalam memakai masker merupakan solus untuk dapat bergerak di tengah pandemi ini.

“Jumlah sertifikasi CHSE yang dibagikan selama tahun 2020 hampir 6.000 dan kita akan terus tingkatkan. Tapi ini pasti tak akan cukup dan harus didukung dengan kegiatan masif, bahwa gerakan masker harus punya gaung yang lebih kuat lagi. Memang ini telah dikerjakan sejak lama, namun butuh gaspol lagi sebagai bagian dari adaptasi gerakan 3M kita,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam ‘Bincang Bincang Program CHSE Dan Gerakan Pakai Masker’, di Gedung Balai Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Dalam praktisi kesehatan dan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro juga mengatakan beberapa orang mungkin ada yang mengatakan bahwa pandemi 2-3 tahun kedepan akan berakhir akan tetapi pada dasarnya kita tidak akan tahu sampai kapan pandemi ini berakhir.

“Dan harus kita sadari bahwa semua orang beresiko terinfeksi. Perubahan gaya hidup yang paling penting dalam upaya pencegahan tidak tertular dan menulari ini. Masker juga jadi kunci utama, karena penularan virus ini lewat droplet. Kita bicara, batuk menguap bahkan ada orang yang merokok itu bisa menularkan karena mengeluarkan droplet,” papar dr Reisa.

Walaupun gerakan 3M ini sangat mudah dan simple, dr Reisa mengatakan bahwa ini harus tetap diterapkan menjadi kebiasaan baru karena gerakan memakai masker dapat menyelamatkan ekonomi dan nyawa.

“Terdengar simpel sekali gerakan 3M, seperti anak TK saja kan? Tapi buktinya siapa yang betul-betul melaksanakan belum semuanya. Itu yang harus kita jadikan kebiasaan baru supaya kita bisa melindungi diri kita dan orang lain sekitar supaya tidak tertular,”

“Gerakan ini sudah menyelamatkan nyawa ada dari 2 sisi. Sisi kesehatan yaitu tidak terinfeksi, sedangkan dari sisi parekraf ini bisa menyelamatkan ekonomi karena orang tidak bisa makan karena tidak bisa kerja,” ujarnya.

dr Reisa juga mengatakan bahwa kita sudah memiliki solusi untuk kedepannya dikala ditengah pandemi, akan tetapi dalam penerapannya yang perlu serius untuk dijalankan.

“Kita sudah ada solusi. Solusi bagaimana menerapkan perekonomian tetap jalan, tetap produktif namun tidak tertular dan menulari yaitu dengan dengan 3M, dimanapun berada, bekerja atau berkarya yang berinteraksi dengan orang lain. Memulai dengan mengenakan masker dan tidak boleh asal-asalan,” ujarnya.

“Ini adalah hal utama yang digaungkan gerakan ini. Memakai masker tidak sepenuhnya efektif maka didukung dengan menjaga jarak dan cuci tangan. Solusinya sudah ada namun mempraktekannya yang perlu dibiasakan sehari-hari,” tutup dr Reisa.