MUDIK 2021 Resmi Dilarang, Staycation Menjadi Pilihan Alternatif

,
MUDIK 2021 Resmi Dilarang, Staycation Menjadi Pilihan Alternatif

Berita Wisata Indonesia – Kini pemerintah telah resmi melarang kegiatan Mudik 2021 mulai tanggal 6 sampai 17 Mei, dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksikan sepertinya Staycation akan meningkat pesat.

Pemerintah telah menetapkan pelarangan mudik pada Idul Fitri 2021, namun minat untuk staycation bisa jadi meningkat.

MUDIK 2021 Resmi Dilarang, Staycation Menjadi Pilihan Alternatif

detik.net.id

“Mungkin ada kondisi yang lebih baik kalau bicara staycation, mungkin ada sedikit peningkatan (dibandingkan tahun lalu), kata Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, seperti dikutip dari Antara, Senin (29/3/2021).

Sudah resmi dimulainya prose pemberian vaksin COVID-19 kepada sebagian masyarakat, termasuk tenaga kesehatan dan orang-orang lanjut usia, dan dapat mempengaruhi keberanian masyarakat untuk staycation.

Saat ini pihaknya juga masih belum melihat efek berarti antara larangan mudik dan peningkatan jumlah staycation, belum terlihat adanya peningkatan karena masyarakat belum mulai membuat pemesanan.

Tahun lalu, larangan mudik tidak sontak mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih staycation. Ada kemungkinan orang-orang beralih liburan di hotel, tapi ada juga kemungkinan orang tetap berada di rumah saja.

“Tahun ini kita tidak tahu persis, mungkin nanti lebih berimbas ke daerah-daerah yang sifatnya resort,” ujar Hariyadi.

Larangan mudik tahun ini akan membuat kondisi sama seperti libur lebaran tahun lalu. Ekspektasi daerah-daerah yang biasa menjadi daerah tujuan wisata untuk mendapat pemasukan akhirnya tidak terpenuhi karena sumber pemasukan mereka berkurang akibat keterbatasan ruang gerak masyarakat.

“Yang jelas bukan hanya sektor hotel, tapi akan berimbas ke sektor lain, retail pasti terpukul, transportasi juga,” katanya.

Jika dalam kondisi normal sebelum terjadinya pandemi, hotel-hotel yang berada di tempat tujuan orang-orang biasa mudik sambil berwisata seperti ke kota Bandung, Solo, Malang, dan Yogyakarta rata-rata memiliki tingkat okupansi 70-90 persen saat liburan lebaran.

“Kalau sekarang mungkin hanya separuhnya,” kata dia.

Agen wisata kini sudah mulai mempromosikan menggantikan suasana dari bekerja dari rumah menjadi bekerja dari hotel, ia belum tahu apakah hal tersebut bisa diadaptasi bulan depan sehingga masyarakat bisa tertarik untuk mengunjungi Wisata Staycation saat bulan puasa di hotel.

“Yang kita lihat, orang lebih tertarik untuk ke luar kota kalau work from hotel, bukan di tempat yang sama dengan rumahnya, jadi cenderung ke luar kota.”

Saat ini yang lebih penting menggerakan orang untuk dapat beraktivitas, itulah alasannya PHRI dan Indonesia National Air Carrier Association (INACA) bekerja sama AirAsia Indonesia untuk meluncurkan paket liburan terjangkau sebagai bentuk dukungan terhadap pemulihan Ekonomi.

Kerja sama antara PHRI dengan INACA telah resmi di mulai pada tanggal 27 Agustus 2020 dan program paket liburan tersebut merupakan gabungan antara penjualan tiket pesawat AirAsia tujuan domestik dengan pilihan hotel-hotel yang merupakan anggota PHRI, khususnya di destinasi-destinasi wisata yang diterbangi maskapai tersebut.

Promosi yang ditawakan adalah paket perjalanan ke DAnau Toba melalui Medan atau mengunjngi Mandalika di Lombok dengan harga mulai dari Rp 699 ribu, termasuk tiket penerbangan pulang dan juga pergi dari Jakarta dan menginap di hotel selama 2 hari dan 3 malam.

“Kami lihat dulu ada gerakan atau tidak, kalau memang banyak yang berminat, kami akan pertimbangkan lebih lama lagi durasi tinggalnya,” ujar dia.

Dia menambahkan Pulau Bali menjadi prioritas agar kembali pulih karena selama ini pendapatan terbesarnya dari wisatawan mancanegara yang belum bisa leluasa masuk akibat pembatasan.